Ar Yu ReDEY..?!

Minggu, 19 Juni 2011

Adakah Makhluk Lain(alien) di Luar Angkasa Menurut Al-qur’an?

Share
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) -Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (Qs. Asy-Syuura: 29)
Pak Ustadz, bagaimana penjelasan pak Ustadz mengenai ayat di atas, terutama kata-kata “makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya.” apakah ayat yang saya kutip di atas menunjukan keberadaan mahluk di luar bumi?
Pertanyaan ke-2, bagaimana jika ayat di atas dihubungkan dengan keberadaan UFO, dan bagaimana tanggapan pak Ustadz.
Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Ipan
Jawaban :
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ba’du
Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Mencipta. Makhluknya tak terhingga banyaknya. Sebagian dari makhkuk itu ada yang kita kenal dan ketahui, tapi begitu banyak jenis makhluk Allah lainnya yang kita tidak kenal dan tidak kita ketahui. Apalagi bila bicara tentang alam ghaib, maka lingkup pembicaraan kita semakin luas lagi. Allah memang mewajibkan kita untuk percaya atas keberadaan makhluq ghaib.
Tentu saja bila dikaitkan dengan makhluk ghaib yang jenisnya pun beragam, adanya makhluq asing di `langit` (baca: di luar bumi) menjadi sesuatu yang bukan mustahil. Tapi bila alien yang dimaksud adalah makhluq biologis yang cerdas, berwarna hijau, punya senjata laser, naik piring terbang dan seterusnya, secara ekslpisit Al-Qur’an memang tidak menyebutkannya. Meski tidak berarti tidak ada isyarat ke arah itu sama sekali.
Ada beberapa riwayat yang bersifat implisit dan tidak langsung tentang adanya makhluq hidup (manusia atau lainnya) di luar bumi, selain dari ayat yang anda sampaikan dalam pertanyaan.
Pertama, ketika Rasulullah SAW mi‘raj ke langit, beliau pun bertemu dengan para nabi dan rasul sebelumnya. Bahkan mereka melakukan shalat berjamaah dan beliau menjadi imamnya. Ada juga riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa AS dan melakukan dialog tentang kewajiban shalat.
Yang kedua, hadits-hadits shahih memberitakan kepada kita bahwa Nabi Isa AS pada akhir zaman akan ‘turun’ kembali ke muka bumi. Beliau ini bukan dari jenis jin atau malaikat, tetapi beliau adalah manusia (human). Atas izin dan kehendak Allah, beliau tetap ada meski bukan di bumi.
Ketiga, para syuhada yang mati mati syahid banyak disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa mereka tidak mati, bahkan mereka hidup dan mendapat rezeki.
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS Ali Imron: 169)
Keempat, Al-Qur’an pun mengisyaratkan kepada manusia dan jin untuk menembus langit dan bumi.
Hai jama‘ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (QS Ar-Rahman: 33)
Apakah dahulu sudah ada manusia atau jin yang telah berhasil melakukannya? Wallahu a‘lam bis-shawab. Tapi yang jelas ada indikasi tentang kehidupan di luar sana.
Sehingga bila kita telurusi hal-hal yang sifatnya implisit seperti itu, tidak tertutup kemungkinan adanya makhluk biologis, siapa pun dia, yang hidup out there. Tapi semua itu tidak bisa dijadikan patokan bahwa Islam memastikan adanya alien seperti yang sering kita lihat dalam cerita fiksi ilmiyah.
Namun apakah makhluk di luar angkasa itu manusia juga atau bukan, ada isyarat-isyarat di dalam Al-Qur’an yang bisa dipahami sebagai petunjuk bahwa tempat manusia adalah bumi ini.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS Al-Baqarah: 30)
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (QS Al-Baqarah: 36)
Yang menarik dari masalah ini adalah bahwa Al-Qur’an memang bukan semata-mata buku tentang ilmu dan teknologi, melainkan sebuah kitab petunjuk yang memuat pesan-pesan dari Allah SWT. Semua informasi tentang alam semesta yang terdapat di dalamnya tidak terlalu spesifik, namun di sisi lain menjadi selalu up to date sepanjang zaman. Berbeda dengan beberapa kitab milik agama lain yang seringkali mengalami distorsi, lantaran terlalu sering mencantumkan pendapat manusia yang sangat terikat dengan ruang dan waktu. Bahkan sampai pernah menuliskan bahwa bumi itu rata seperti meja. Dan lucunya, doktrin itu dipaksakan dengan menggunakan kekerasan yang disokong negara. Namun tidak lama setelah itu, dunia ilmu pengetahuan membuktian bahwa bumi itu bulat. Padahal sudah berapa banyak korban nyawa melayang karena menentang pendapat gereja.
Maka dalam hal ini, Al-Qur’an jauh lebih selamat karena hanya menuliskan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan secara sekilas, yang akan selalu bisa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan termodern.
Wallahu a’lam bish-shawab, Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh
www.eramuslim.com
Mungkin definisi alien bagi kita adalah makhluk asing selain manusia yang (mungkin iya mungkin tidak) memiliki intelegensia seperti manusia Sejenak kita simak dan renungi ayat berikut: Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (42:29) kita kutip potongan ayat tersebut: ..dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. apakah memang makhluk-makhluk melata itu ada yang menghuni di suatu tempat nun jauh disana, di bagian sistem bintang tertentu, atau mungkin di bagian cluster galaksi lain, atau mungkin bahkan di supercluster lain? Perlu diingat, yang jelas Allah Maha Kuasa, Kekuasaan-Nya meliputi segala-Nya juga pikiran kita. Apa yang belum terlihat oleh kita bukan berarti tidak ada. Kita hanya belum tahu. Dan juga berikutnya: Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami (27:82) mari kita perhatikan: ..sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, benar, binatang melata dari bumi yang berkata atau berbicara.. Jelas disitu bahwa akan ada makhluk lain yang baru yang mempunyai kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan manusia. Tetapi tidak perlu dipermasalahkan bagaimana bentuknya atau rupanya. Yang jelas tidak seperti yang di film-film alien itu. dan sekali lagi: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, (14:19) benar, makhluk yang sama sekali baru (kholqin jadiid), atau makhluk yang sama sekali kita belum mengetahui akan seperti apa bentuknya. Sedangkan, standar universal makhluk di alam semesta ini belum dapat ditentukan, karena tidak ada standar tertentu yang dapat dibuat manusia untuk menentukan selogis apa makhluk yang harus ada atau layak mendiami alam semesta ini. Begitulah, muslimin, karena ilmu saya masih terbatas, saya memerlukan sharing ilmu dan pikiran disini tentang itu. Diskusi juga dapat disertakan penjelasan darimana pun asal itu ilmiah. Mari kita asah kemampuan berpikir kita Al-Qur'an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad (taufiqi), tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu, ternyata mempunyai struktur yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah surat, jumlah ayat, semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau tertu*karnya ayat, apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan struktur tadi. Ini membuktikan bahwa al-Qur'an telah terkodetifikasi secara sempurna sejak 'azali. Hanya Al-Quran dan Hadits Shahih lah yang menjadi pedoman hidup kita. Aamiin. Hadits Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah menyampaikan, “Berbicaralah kepada orang-orang sesuai dengan daya tangkap mereka”. Ali bin Abi Thalib ra juga berkata: "Berbicaralah di depan orang sesuai pengetahuan mereka, sukakah kamu mendapati Allah dan Rasul-Nya didustakan karena hal itu?" (Shohih Bukhori, dalam al-Ilmu – 1/225 fathul bari). Abdullah bin Mas’ud ra juga berkata: "Jika engkau berbicara dengan orang-orang dan pembicaraanmu tidak dapat mereka cerna sesuai kapasitas akal mereka, niscaya timbul fitnah dari sebagian mereka." (Shohih Muslim, dalam al-muqoddimah 1/11) al-quran sdh menjelaskan nah skarang menurut agan prcaya ato g prcaya

0 komentar:

:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda disini

Total Tayangan Halaman